Once upon a time in Malaysia (1)
Pengalaman baru buat saya nih.. untuk pertama kalinya keluar
negeri. Ya walaupun hanya ke Malaysia, tapi cukup buat menambah memori di otak
dan menjadi cerita yang menarik untuk dikisahkan. Dalam keadaan yang tidak
terlalu mencukupi, tapi ternyata kesampean juga mengunjungi Malaysia. Ini bukan
karena saya terlalu kaya, tapi karena ada keluarga disana, keluarga jauh yang
baru saja kembali terhubung. Ya orang lain mah ke luar negeri memang buat buang
uang ke tempat wisata, saya mah mengemban misi buat merekatkan tali
silaturahmi. Hehe..
Selasa, 15 Juli kemarin saya ditakdirkan buat mengunjungi
Malaysia. Kisah awalnya bermula dari kakeknya dari kakek saya (apapun itu
namanya) yang katanya seorang pekerja di kebun sawit di masa penjajahan
belanda. Ia dikirim ke Malaysia. Ia kemudian tidak pulang ke Indonesia, menetap
dan mempunyai istri seorang Malaysia. Dari perkawinannya, ia mempunyai 4 orang
anak. 3 perempuan dan 1 laki-laki. Suatu ketika istrinya meninggal, kakek
berencana kembali ke Indonesia. Namun mertuanya sudah kadung sayang pada kakek
saya. Akhirnya ia dinikahkan lagi dengan perempuan lain dan mempunyai 3 orang
anak. Kisah itu terus berlanjut manakala kakek saya rindu kampung halaman. Ia
melalui anak keduanya menulis surat ke Indonesia dan beberapa waktu kemudian
dapat mengunjungi kembali rumahnya di Indonesia. Pada tahun 2012, anak dari
kakek saya itu berkunjung ke Indonesia, ke Majalengka tepatnya. Mereka menjalin
kembali silaturahmi dan saling bertukar cerita tentang kabar keluarga di
Malaysia. Sejak saat itu keluarga di Malaysia dan Indonesia makin sering
berkomunikasi. Entah itu lewat Pak H. Ojo (Ketua IKBAR), melalui saya maupun
saudara lain di Facebook.
Sebagai informasi, keluarga besar kami selalu berkumpul dan
mengadakan pertemuan keluarga setiap 2 Syawal. Nama kumpulan keluarganya adalah
“IKBAR” akronim dari Ikatan Keluarga Buyut Arsati. Dari buyut Arsati hingga
saya sudah masuk generasi ke 7. Jadi kita berkumpul dengan keluarga tujuh
turunan. Kumpulan ini bermula pada tahun 1993, di tahun 2011 lalu saya kemudian
diangkat menjadi Ketua Remaja IKBAR, pada tahun 2013, IKBAR memiliki logo yang
dicetuskan oleh saya.
Kembali pada cerita perjalanan saya, awal mulanya sih Cuma
basa-basi saja ingin ke Malaysia. Ya siapa tau suatu saat kesampaian. Entah
kapan, tapi ternyata Allah Maha Mendengar. Ucapan itu akhirnya dapat diwujudkan
tahun ini juga. Padahal April lalu saya sudah buang uang hasil kerja saya untuk
Kongres IMAHAGI ke Banjarmasin. Tapi rezeki Allah memang tak ada yang menduga.
Untuk keinginan saya, Allah beri kemudahan rezeki. Alhamdulillah..
Akhirnya saya patok di minggu ketiga Ramadhan ini untuk
berkunjung ke Malaysia. Waktu yang ideal, tak di awal ramadhan yang kemungkinan
masih harus bolak balik Majalengka dan tidak pula di akhir sebab nanti akan
sulit pulang kampung. Sejak saat itu, saya kumpulkan uang untuk ongkos kesana.
Project demi project saya kerjakan untuk mengejar target. 3 project dapat saya
ambil dalam waktu kurang lebih 1 bulan. Padatnya.. kemudian yang harus dapat
perhatian adalah paspor. Saya bertanya-tanya pada beberapa orang, termasuk ke
bos saya yang beberapa waktu lalu sempat umroh.
Tanggal 11 juli saya sudah pesan tiket untuk keberangkatan
tanggal 14. Selagi itu saya masih mengurus paspor. Awalnya berjalan lancar.
Saya bawa persyaratan, wawancara kemudian bayar di BNI. Masalah kemudian timbul
manakala ternyata paspor saya belum selesai hari jumat. Padahal saya harus
terbang di hari Senin pagi. Waduuh.. hanguslah tiket berangkat seharga 500.000
itu.. akhirnya saya biarkan tiket itu hangus dan tak buru-buru beli tiket baru.
Karena persyaratannya harus dilengkapi dengan paspor. Saya menunggu hingga hari
senin. Senin siang paspor itu akhirnya selesai. Tak perlu waktu lama, di sore
hari saya langsung booking tiket pergi pulang dan spare waktu 5 hari disana.
Alhamdulillah..
Pembetulan fakta .... kakek i.e WakMista semasa zaman Jepang bekerja dengan Jepang kemudian bekerja di ladang selepas itu bekerja dgn pemerintah as special constable. Kwasan rumah yg kamu lihat itu adalah hadiah dr pemerintah. Beliau mempunyai 4 org anak dr isteti pettama (3 perempuan 1 lelaki) dan 5 org anak dr isteri kedua (3 perempuan dan 2 lelaki). Anak lelaki dr isteri pertama telah duluan meninggal semasa berusia 28 th dan anak kedua (p) jg tlh meninggal ketika berusia 35 th. Apapun Ricki thumbs up to u for your effort in documenting yr experiences! So we hope you'll continue this memoir on malaysia ok!
ReplyDelete....anak kedua dr isteri kedua telah meninggal .... tertingggal fakta hihi
Delete