Dalam Pangkuan Jayagiri
Sabtu-Minggu di akhir April kemarin saya bersama rekan
lainnya dari Earth Hour Bandung menyempatkan diri untuk hiking ke Jayagiri.
Agenda ini cukup dadakan karena pada awalnya tujuan hiking adalah ke Kareumbi.
Sebuah hutan lindung tempat konservasi beberapa jenis tanaman dan penangkaran
rusa di selatan Bandung. Perjalanan hiking ini dimaksudkan untuk memperingati
hari bumi 2016 yang jatuh pada tanggal 22 April. Tak seperti Earth Hour di kota
lain, EH Bandung menginginkan kegiatan intern yang akrab dalam peringatannya.
Jadilah hiking ini terlaksana.
Jayagiri bukanlah tempat asing bagi saya. 2010 yang lalu
saya sudah berkenalan dengan tempat ini. saat itu saya pergi kesana untuk
mengikuti PPLG (Program Pengenalan Lingkungan Geografi) atau ospek jurusan.
Perjalanan hiking saat itu terasa jauh. Apalagi dengan beban dan tekanan dari
senior yang melaksanakan ospek. Perjalanan sekitar 1 jam dilalui dari pintu
masuk menuju tempat perkemahan. Cerita tentang Jayagiri 2010 bisa dibaca disini (Part 1, Part 2, Part 3, Part 4)
Tahun 2015 lalu, saya mengajak beberapa siswa SMAN 11
Bandung untuk hiking kesana. Walaupun agak-agak lupa jalur hiking, tapi
akhirnya kami sampai. Sayangnya kami tidak melanjutkan ke puncak Jayagiri
karena hari sudah siang. Sore harinya saya harus kembali membawa mereka pulang
ke rumah.
Tahun 2016 ini saya kembali berkunjung ke Jayagiri dengan
rekan yang berbeda tapi dengan perasaan yang masih sama. Sendu melagu.. sebuah
perasaan yang kangen dan menyenangkan. Menyegarkan ingatan dan menghangatkan
hati. Entah kenapa Jayagiri terasa begitu dekat. Saya berangkat menuju Jayagiri
jam 6 sore ditemani hujan deras. Hingga akhirnya tiba di pintu gerbang sekitar
jam 8. Teman-teman (7 orang) menunggu saya selagi hujan. Dan kamipun mulai
berjalan kaki setelah hujan reda. Perjalanan dari pintu gerbang menuju tempat
camping memakan waktu 2 jam 15 menit dikarenakan jalan yang licin yang sesekali
gerimis dan beberapa teman saya kewalahan dengan jalurnya. Singkat cerita,
kamipun sampai di camping ground Jayagiri. Sebelumnya, telah ada teman kami
yang lain yang telah sampai di tempat camping dan membawa peralatan tenda. Jadi
kami tak perlu mendirikan tenda repot-repot. Sesampainya disana, kami
beristirahat dan makan malam.
Maksud hati ingin membuat api unggun, namun apa daya, kayu
bakar yang dipakai dalam keadaan lembab sehingga sulit terbakar. Kami sudah
coba dengan spirtus dan bensin, tetap sulit menyala. Namun dengan telaten, kami
jaga bara api kecil dan membakar sampah-sampah kertas juga plastik untuk
mempercepat pembakaran kayu. Akhirnya nyala dengan sempurna dan dapat
menghangatkan malam kami.
Untuk mengisi malam, kami memainkan mind game ‘Werewolf’
yang sedang menjadi tren akhir-akhir ini. berbekal kartu remi, kami memainkan
karakter-karakter dalam werewolf dengan rian gembira. Saya ketika itu memilih
untuk menonton dan tertidur di hammock yang dipasang di sekeliling api unggun.
Karena keasyikan, permainan berlangsung alot dan menengangkan hingga akhir.
Sensasi menuduh orang yang tak bersalah menjadi bumbu dalam permainan ini.
Apalagi dibarengi analisis mengenai siapa werewolf sebenarnya dan konspirasi
para werewolf menjadikan kita sebagai penonton ikut merasa geram. Permainan ini
luar biasa mencuci otak loh. Sampai-sampai muncul kedengkian dan rasa tidak
percaya pada teman. Tapi itu hanya permainan, diluar itu, semua masih tetap
aman terkendali. Tak ada pertumpahan darah terjadi. Hingga kamipun harus
istirahat jam 3 pagi dan tertidur lelap.
Pagi harinya kami bangun jam 6 pagi. Beberapa dari kami
bangun lebih pagi demi mengejar sunrise di sisi timur. Tapi ternyata kabut
menggerayangi pagi kami sehingga keadaan sekitar menjadi abu-abu.
Sekitar jam 8
pagi, teman-teman saya yang lain menyusul datang. Mereka kebetulan tak bisa
mengikuti camping dikarenakan kesibukan. Akhirnya kami menjadi lebih banyak.
Sudah dapat ditebak apa yang kami lakukan setelah itu, main werewolf lagi..!
main dan main terus, tuduh menuduh terus, mati dan dimakan terus, begitu terus
hingga seterusnya dan kami lelah dengan kebohongan, jam 12.30 siang kami
mengakhiri pergulatan itu dan mengepak barang-barang untuk pulang. Kami menyusuri
kembali jalur trek (14.00) dengan pergerakan lebih cepat dan sampai di bawah
jam 3 sore. Saya harap dapat kembali berkunjung kesana di lain kesempatan..
tunggu saya, Jayagiri..!
No comments:
ayo, komentari apa yang telah anda baca..! berkomentar berarti telah ikut melestarikan budaya ngeblog. jangan sia-siakan waktu anda dengan berdiam diri.. berkaryalah dan menginspirasi orang lain..!