Salah Beli dan Budaya Populis
Senin, 4 April seperti biasa saya berangkat kerja. Sebelum memulai
semuanya, biasanya saya menyempatkan diri membuka email dan beberapa sosial
media. Tak lupa membuka video-video untuk menambah semangat bekerja (walau
malah efeknya jadi keenakan nonton video :D). Tiba-tiba beranda youtube telah
penuh dengan video trend “Salah Beli”. Usut punya usut, ternyata itu adalah ‘kasus’
youtuber Laurentius Rando yang menjual keyboard pemberian fansnya melalui
mailtime. Waah.. hebohlah dunia maya. Kisahnya silahkan diikuti di youtube
maupun blog-blog lain.
Sebelumnya, saya beri introduksi dulu. Trend masa kini telah
berubah dari media hiburan mainstream menjadi self-publication yang didukung
oleh platform youtube. Youtube yang membuka ruang bagi orang-orang diluar sana
untuk berkarya dan menampilkan proses karya di belakang layar melalui vlog
(video blogging). Makin hari, makin banyak orang yang membuat vlog dengan
berbagai macam latar. Dari mulai youtuber yang sudah mapan macam Tim2One,
Raditya Dika, Bayu Skak, Arief Muhammad (@poconggg) hingga yang terbaru adalah
Kemal Palevi (Stand Up Comedian) dan Wahyu Aditya (Praktisi Desain dan
Animasi). Ada juga vlog bule yang tinggal di Indonesia macam Sacha Stevenson
dan Martin Johnson. Semuanya membuat video keseharian mereka, video parodi dan
karya lainnya.
Kembali ke masalah Rando. Jika ada yang belum mengenal dia,
ya wajar. Mungkin tidak begitu banyak terekspos media. Rando (a.k.a Gazelle
Cross) adalah seorang beatboxer jebolan Indonesia’s Got Talent yang masuk
semifinal. Selepas itu, ia mulai berkarier dan mendirikan sekolah beatbox. Ia mempunyai
channel youtube yang lumayan banyak fansnya. Salahsatu yang mungkin jadi daya
tariknya adalah idealisme dan gayanya yang slengean. Ia dipandang cukup dengan
dengan fansnya apalagi dengan salahsatu tayangan utama di youtubenya bertajuk
mailtime. Dalam video-video mailtime, ia membuka hadiah pemberian fans yang beragam
macamnya. Dari mulai coretan tangan, handcraft, action figure, gadget, dan
fashion item macam kaos, celana dll.
gambar dari sini
Dalam salahsatu videonya di bulan maret,
ia mendapatkan keyboard mahal oleh fansnya yang kira-kira seharga 2 juta. Tapi pada
akhir maret, muncul postingan di kaskus yang menyatakan bahwa rando berniat
menjual keyboardnya dengan alasan salah beli. Postingan tersebut seketika
menjadi booming di internet. Semua bentuk sosmed membahas kelakuan rando. Mungkin
masalah itu dapat diatasi dengan meminta maaf. Namun hal yang lebih parah lagi,
tersebar rekaman dan screenshoot percakapan rando dengan anggota beatboxnesia (komunitas yang ia dirikan). Rekaman itu bernada kasar dan menggurui (bossy). Isinya
adalah dendam pribadi atas beberapa komunitas beatbox serupa yang mencoba
menyaingi kepopuleran beatboxnesia.
gambar dari sini
Keberadaan youtube memberi kita pilihan konten seperti apa
yang akan kita tonton. Apakah itu musik, review film, video tutorial atau
menonton sekelumit cerita dibalik layar ala vlog. Austin Kleon dalam buku “Show
Your Work” mengatakan bahwa salahsatu cara agar kreatifitas kita tersebar dan
mendapatkan perhatian umum adalah dengan cara memperlihatkan proses dibelakang
layar dan membagikan hal-hal kecil sehari-hari. Persis yang bisa kita lakukan
melalui vlog.
Namun adanya vlog bisa jadi bumerang juga, ketika kita
ditunggangi oleh keinginan populer dengan instan. Melakukan segala cara bahkan
menjatuhkan orang lain bisa jadi dilakukan untuk mendapatkan simpati. Layak diperhatikan
bahwa kita perlu punya karya sebelum dapat berbicara dan memberikan influence
pada banyak orang. Dengan karya, suara kita akan jelas terdengar. Bukan hanya
dengan kata-kata dan idealisme. Menjadi populer diantara yang lainnya memang
menyenangkan, namun tidak layak rasanya jika seseorang menahbiskan sendiri
ketenarannya. Banyak sesumbar dan sombong. Banyaknya media juga mendorong kita
haus akan pujian dan pengakuan. Bangga dengan followers, likers dan fans yang
banyak. Tapi inti menjadi ‘populer’ tidaklah serendah itu. Populer berarti
memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada orang lain, membangun pandangan
positif dan berkarya dengan passionnya. Jadi masih mau mengejar popularitas..?
No comments:
ayo, komentari apa yang telah anda baca..! berkomentar berarti telah ikut melestarikan budaya ngeblog. jangan sia-siakan waktu anda dengan berdiam diri.. berkaryalah dan menginspirasi orang lain..!