Pelangi di mata kita semua..
Selasa dini hari ketika terbangun sebelum sahur, teringat
akan isu yang sedang hangat akhir-akhir ini. Sepertinya cocok dibahas buat
tulisan saya. Ketika sudah ditinggal lama karena laptop (alat buat saya
menulis) rusak sekian lama. Lalu kulihat timestap di taksbar menunjukkan
tanggal 1 Juli yang ternyata adalah ulang tahun blog ini yang ke 7. Warbyasa..!
Mungkin cukup aneh ketika ultah blog malah membahas tentang
LGBT yang kini mendapat tempat hangat di Amerika sana. Tapi cukup potensial
untuk jadi comeback blog ini. Oke cukup. Mari kita mulai..
LGBT atau Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender adalah
kelainan orientasi seksual. Bukan hanya ‘penyuka’ sesama jenis tapi memang
melakukan seks dengan sesama jenis. Hal yang lebih dalam dari sekedar ‘sahabat
dekat’. Jika memandang kelainan seperti itu, maka beberapa faktor perlu
dikedepankan buat menganalisis ini.
Faktor terpenting adalah agama. Saya dalam posisi seorang
muslim yang (Insya Allah) taat pada perintahNya. Maka ketika melihat fenomena
tersebut langsung kembali pada kisah lama ketika Kaum Sodom pernah ada dan
dikisahkan oleh Al-Qur’an. Anda bisa baca lebih dalam mengenai kisah kaum
tersebut. Pada akhirnya, sesuatu yang dzalim akan musnah digantikan oleh yang
lebih baik.
Negara yang memperbolehkan pernikahan sesama jenis (dalam
arti melegalkan aktifitas LGBT) adalah negara Eropa dan Amerika. Kesemuanya
mayoritas kristen yang tak tahu tentang kisah itu. Maka dengan mudah mereka
mencari pembenaran atas aktifitas mereka. Mohon maaf, bukan kristen yang
menyimpang. Tapi orang-orang yang di ‘KTP’nya kristen jauh lebih banyak yang
kafir dibandingkan kafirnya Islam KTP. Akhirnya mereka memproklamirkan sebagai
atheis atau agnotis. Kehidupannya jauh dari nilai-nilai agama. Tak ada dasar
pengetahuan tentang bagaimana hidup. Hidup semaunya mereka. Ketika melihat
fenomena, tentu mereka bisa terjebak dan menganggap sesuatu itu benar. Itulah
cara berpikir kebanyakan orang barat. Tak ada sekat dari agama, semua bebas
menentukan hidupnya sendiri. Tapi mereka terlupa bahwa kita hidup berTuhan,
memiliki kewajiban dan akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita.
Tapi kita tau, bahwa hubungan yang intim antar laki-laki dan
perempuan dapat mengakibatkan masalah yang besar. Apa kalian sering liat
pasangan suami istri bertengkar..? kenapa? Karena hubungan mereka intim
(maksudnya sangat dekat). Saling terkait satu sama lain. Apa tujuan manusia
mempunyai pasangan dan menikah? Tentu untuk melestarikan keturunan. Kenapa
mesti repot menikah kalo hanya untuk punya keturunan? Karena kita bukan
binatang. Kita makhluk tertinggi dalam strata kehidupan. Karena kita punya
kehormatan. Itu..
Hubungan yang diluar batas kewajaran pasti akan berdampak
buruk bagi hidupa kita. Stress, tidak fokus, tidak punya tujuan hidup, dan
tidak bertanggungjawab. Ujung-ujungnya saling menyakiti. Ketika hal itu
terjadi, maka bakal merubah psikologi seseorang menjadi antipati pada lawan
jenis. Karena di masa lalu pernah dikecewakan dan trauma. Trauma cinta lebih
tepatnya. Akhirnya barisan sakit hati ini berkumpul dan hidup dalam ‘kesamaan psikologis’ sehingga lebih mudah berbagi. Tapi disitulah letak jebakannya.
Tuhan telah menciptakan kita berpasangan. Dijadikan kita
tertarik pada lawan jenis. Sehingga hati bergairah dan dapat mencapai kualitass
hidup yang lebih baik. Pasangan dijadikan menyatu bukan karena kesamaan, tapi
karena perbedaan dan mereka sepakat untuk saling toleransi pada perbedaan itu.
Wanita lemah lembut dan manja, lelaki kuat dan melindungi. Wanita lebih teliti,
laki-laki lebih serampangan. Wanita tertarik pada ucapan, laki-laki tertarik
lewat pandangan. Kesemua itu tidak mungkin didapat dari sepasang yang sama
seluruhnya. Tak ada keseimbangan. Yang ada hanyalah kesamaan pandangan dan
nyaman dalam berkomunikasi. Sehingga orang-orang menyelewengkannya dengan
hubungan yang lebih intim lagi antar keduanya. Perasaan itu mungkin yang ada
pada pelaku LGBT. Mereka terjebak dalam trauma dan menemukan pasangan senasib
sepenanggungan.
selamat ulang tahun blognya 🎂
ReplyDelete