Langkah Menuju Aktivasi Ekonomi Kreatif
Ekonomi
kreatif menjadi era baru dunia perekonomian setelah pada awalnya terdapat era
ekonomi pertanian, industri dan era informasi. Keberadaan ekonomi kreatif memberi
nafas bagi dunia perekonomian karena dapat ‘dimiliki’ oleh semua orang. Karena
pada dasarnya, ide dan kreatifitas menjadi kunci utama pada kegiatan ekonomi
kreatif. Hal itu ditopang oleh kebudayaan, tingkat penguasaan pengetahuan dan
teknologi. Dengan modal dasar itulah, maka tumbuh creative class di suatu wilayah.
Pertumbuhan
creative class di suatu wilayah dapat
menjadi katalisator terbentuknya creative
community yang nantinya bakal berkembang terus menjadi creative city. Sejauh ini baru terdapat Kota Bandung dan Yogyakarta
sebagai creative city di Indonesia.
Masih banyak lagi kota yang perlu dikembangkan untuk menjadi kota kreatif. Namun
masalahnya, pertumbuhan dan keberadaan creative
class masih belum menemukan formulanya. Sehingga terbentuknya kota kreatif
sangat tentative, bergantung banyak
hal.
Mari
kita bahas tentang creative city atau
kota kreatif. Keberadaannya memang diperlukan untuk memajukan ekonomi kreatif
secara nasional. Saat ini Bandung dan Yogyakarta yang menjadi pionir kota
kreatif. Keduanya mempunyai beberapa kesamaan seperti : (1) merupakan kota
pendidikan terkemuka, (2) kota dengan kultur budaya tradisional yang kental,
(3) kota pariwisata dan, (4) tempat asimilasi kultur pop. Hal itu yang sekiranya
menjadi faktor pendorong terjadinya sebuah kota kreatif.
Dengan
analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kota-kota yang memiliki
karakteristik hampir sama dengan kedua kota tersebut, dapat berkembang menjadi
kota kreatif lebih cepat. Masalah muncul kemudian, ketika kota-kota di
Indonesia tak semuanya mempunyai destinasi wisata yang baik, bahkan wisata yang
ada tak semuanya dikemas dengan baik. Tidak semua kota di Indonesia memiliki
sumberdaya manusia kelas kreatif. Dalam kalimat singkat, sebuah ekonomi kreatif
hampir selalu didukung oleh pariwisata atau nilai budaya setempat.
Hal
itulah yang menjadi masalah sekaligus tantangan bagi pengembangan kota-kota
kreatif di Indonesia. Karena sampai saat ini, kota kreatif dapat berkembang
maksimal dengan dukungan pariwisatanya. Nilai kebudayaan dan penguasaan
teknologi menjadi peluang lain yang dapat dimanfaatkan untuk membangun banyak
kota kreatif. Dari sisi inilah manusia dibangun menjadi penggerak. Menurut
saya, Ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah atau siapapun yang
berkepentingan atas ini. Antara lain : membangun sektor pendidikan yang
kompetitif, menggali budaya lokal, membentuk forum diskusi dan membuat cluster
ekonomi kreatif di dalam kota.
Membangun
sektor pendidikan yang kompetitif adalah keharusan. Lewat sektor inilah
sumberdaya manusia dibentuk menjadi lebih baik. Pendidikan tak hanya diberikan
di bangku sekolah, namun mengupayakan pendidikan nonformal seperti
kursus-kursur keterampilan, sanggar dan peningkatan kapasitas kerja bagi
pekerja kreatif.
Menggali
budaya lokal menjadi salahsatu ciri utama ekonomi kreatif. Ciri atau
karakteristik ini tidak dimiliki oleh bentuk ekonomi lainnya. Maka dari itu
proses penggalian, pelestarian dan recycle
terhadap budaya lokal perlu dilakukan. Sehingga aktifitas ekonomi kreatif antar
kota satu dan lainnya berbeda dan memiliki penikmatnya masing-masing. Pangsa
pasarnya pun dapat disesuaikan.
Setelah
pendidikan dan budaya lokal dibangun, maka perlu adanya diskusi atau tukar
pikiran antara pelaku ekonomi kreatif dari berbagai sektor. Hal ini dimaksudkan
agar kesemuanya tetap berjalan seirama dengan pembangunan daerah. Selain itu,
pertemuan antar pelaku ekonomi kreatif
yang rutin dapat menambah creative class
baru. Karena biasanya creative class
berdiri independen. Dengan adanya diskusi, maka pikiran mereka terbuka dan
dapat saling membantu.
Upaya
yang terakhir adalah membuat cluster
ekonomi kreatif di kota. Pembuatan cluster
ini merupakan proses pemetaan, pola dan sistem alur dari ekonomi kreatif dalam
suatu wilayah. Inti dari upaya ini adalah mengumpulkan creative class atau subsektor ekonomi kreatif dalam satu lokasi
untuk mempermudah akses terhadap pasar. Dengan berkumpulnya suatu subsektor di
satu lokasi, pemerintah dengan mudah membuat cluster atau kawasan lindung atas kegiatan ekonomi kreatif.
Contohnya saja kawasan FO di Cihampelas dan Dago (Bandung), kawasan belanja
Malioboro (Yogyakarta), kawasan pabrik sepatu Cibaduyut (Bandung) dan lainnya.
Dengan beberapa upaya tersebut, diharapkan aktivasi kota
kreatif dapat terwujud dan sejalan dengan pembangunan nasional. Sudah saatnya
pembangunan diarahkan pada sumberdaya yang terbarukan, salahsatunya adalah
sumberdaya manusia. Ide dan kreativitas menjadi potensi ekonomi yang besar
karena merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa yang bernilai tinggi. Maka dengan
penguasan ilmu pengetahuan, teknologi dan penggalian nilai budaya lokal; ide
dan kreatifitas tersebut dapat dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi kreatif. Keberadaan
ide dan kreatifitas yang dimiliki semua manusia (dalam creative class) akan memberikan dampak pada suatu kota. Dengan
upaya membangun sektor pendidikan, penggalian terhadap budaya lokal,
pembentukan forum diskusi dan membuat cluster,
diharapkan kota dapat berkembang secara aktif menjadi kota kreatif.
diikutsertakan dalam lomba Nulis Ide "Aktivasi Kota Kreatif" dari Indonesia Kreatif.net
No comments:
ayo, komentari apa yang telah anda baca..! berkomentar berarti telah ikut melestarikan budaya ngeblog. jangan sia-siakan waktu anda dengan berdiam diri.. berkaryalah dan menginspirasi orang lain..!