Cerita dari Banjarmasin (2)
Setelah saya telepon orang tua, kemudian terlihat seseorang
menyapa saya.
“Kang, dari Jawa Barat ya..?” sapa dia.
“iya,” jawab saya agak heran.
“logatnya beda, khas orang sunda. Hehe..” begitu dia bilang.
Lalu saya tersenyum. Padahal saya sendiri sunda campuran
yang tidak terlalu kentara logatnya. Maklum, saya dibesarkan di daerah campuran
Jawa Barat dan sedikit Jawa Tengah (pengaruh Cirebon). Ditambah lagi
sehari-hari di keluarga kami bukan penutur bahasa sunda. Kita pake bahasa
Indonesia. Hehe..
Tapi ternyata logat sunda itu masih menempel sehingga
terdeteksi oleh orang yang menyapa saya tadi. Kemudian percakapan menjadi lebih
dekat karena ada persepsi kedaerahan yang sama-sama dimiliki. Kita saling
bertanya asal masing-masing, ada keperluan apa kesini dan beberapa pertanyaan
mendasar antara dua orang yang baru kenal (ini agak geli dengernya)
Laki-laki itu berasal dari Sukabumi yang bertransmigrasi
menjadi penduduk Banjarmasin. Istrinya sendiri orang Malang (atau semarang kalo
tidak salah). Ia kemudian bilang, bahwa dia akan menghadiri sebuah pelatihan di
Amaris Hotel, Banjarmasin. Ia bertanya pada saya kemungkinan untuk ikut
menumpang pada saya. Saya bilang, kalo penjemputnya bawa mobil boleh kita
bareng menuju hotel itu. Karena pasti satu jalur. Singkat cerita, penjemput
datang dan kita sama-sama berangkat menuju tujuan. Kita bertukar nomor HP
(walaupun belum tau kapan akan saling menghubungi).
Selesai kisah tentang bertemunya saya dengan laki-laki itu,
saya kemudian teringat bahwa banyak transmigran yang ditempatkan di Kalimantan
ini. Indonesia seperti kita tau bersama terpusat di Pulau Jawa, sehingga sejak
dulu pemerintah mengadakan program transmigrasi ke daerah di luar Jawa. ini dia
salahsatu potretnya secara nyata.
Perjalanan menuju kampus saya habiskan dengan melihat
pemandangan kota. Saya melihat kondisi fisik disana yang penuh dengan rawa.
Kanan kiri jalan tergenang dengan air yang terdapat pohon berkayu tertancap sebagai
kesatuan ekosistemnya. Jarang sekali terlihat lahan pertanian, yang ada hanya
tanah-tanah yang diurug untuk pembangunan fisik kota.
Kemudian saya sampai di kampus tempat yang dituju. Yaitu
kampus Universitas Lambung Mangkurat, tempat Kongres IMAHAGI ke XIII. Kampusnya
kecil, masih sederhana dan masih juga terdapat rawa di tengah-tengah kampusnya.
Persis seperti hutan di tengah kampus. Saya dipersilahkan istirahat di asrama
guru, tempat penginapan selama disana.
Menghabiskan beberapa menit disitu, kemudian saya mandi dan
berpakaian rapi untuk menemui rekan-rekan saya sesama pengurus di IMAHAGI.
Sudah kangen rasanya 2 tahun tak bertemu langsung. Akhirnya satu per satu saya
temui, keakraban kembali terjalin. Saling bertanya kabar dan aktifitas
terakhir. Sangat hangat dan rasanya tidak ingin pulang dari sini.
Agenda berikutnya adalah mengikuti malam final Presentasi
Karya Tulis Ilmiah Geografi Nasional. Program ini merupakan program akhir di
biro saya. Maka saya manfaatkan utnuk melihat dengan seksama. Saya juga
berkesempatan untuk bertanya pada beberapa finalis yang ada. Acara kemudian
ditutup setelah 8 finalis selesai mempresentasikan hasilnya.
No comments:
ayo, komentari apa yang telah anda baca..! berkomentar berarti telah ikut melestarikan budaya ngeblog. jangan sia-siakan waktu anda dengan berdiam diri.. berkaryalah dan menginspirasi orang lain..!