Angkot. Pelanggar lalu lintas berat di Bandung
Hidup di kota besar seperti bandung membuat saya belajar
akan hal-hal yang ada disini. Banyak hal baru yang bisa dipelajari. Ini pasti
karena saya dari kampung, jadi banyak yang aneh disini. Hehe..
Ya, hidup di kota besar banyak dinamikanya. Kehidupan begitu
ruwet dan aktif. Waktu sangat berharga, kita harus bergerak cepat dan dinamis
untuk dapat selaras dengan waktu yang terbatas. Kadangkala banyak kerjaan yang
tidak dapat dikerjakan gara-gara waktunya tidak cukup dan berleha-leha.
Masalah lain yang timbul adalah masalah sosial yang banyak.
Dari mulai adanya geng motor, keruwetan transportasi, kedisiplinan,
kriminalitas, prostitusi hingga menjamurnya para homo. Haha.. tapi tulisan ini
tidak didedikasikan untuk para homo. Hehe..
Tulisan ini dibuat setelah beberapa kali mengalami dan
melihat tingkah laku supir angkutan kota di kota bandung. Sudah sejak lama
tulisan tentang kritik ini mau dibuat, tapi kadangkala hilang dan yah mungkin
tidak usah dipikirkan. Tapi si supir angkota yang bandel ini memaksa saya buat
nulis. Hmmm...
Angkutan kota sejatinya adalah angkutan umum milik
pemerintah yang dibuat untuk kenyamanan warga kota. Fungsinya jelas untuk
mengangkut dan mengantar warga kota yang aktifitasnya sangat tinggi, ke
tempat-tempat yang dituju dengan nyaman dan murah. Tapi apa mau dikata, angkot
adalah pilihan terakhir saat ini setelah mobil pribadi, motor pribadi dan motor
minjem dari temen gak bisa dipake. Apa sebabnya..? sebabnya adalah kelakuan
para supir yang nakal dan bandel dengan rambu lalu lintas. Hal yang paling
sering dilakukan adalah mangkal (capcus ciiin..!) dan melanggar lampu merah
(lampu lalu lintas).
Mangkal atau ngetem adalah kegiatan mencari mangsa untuk
memenuhi setiap jengkal isi dalam mobil angkutan. Ini dilakukan buat memenuhi
setoran. Tapi mangkalnya angkot bandung parah. Kamu beruntung kalo Cuma diajak
ngetem setengah jam. Parahnya mereka bisa berdiam diri entah nungguin siapa
selama berjam-jam. Tentunya ini mungkin sedikit lebay, tapi kalo menurut
penumpang yang pengen cepet-cepet, ya kegiatan mangkal ini sangat lama dan
membosankan ciiin..!
Mereka biasanya mangkal di emperan jalan (pinggir jalan
maksudnya) atau di lampu merah. Kadangkala waktu saya nginep di kostan temen
dan paginya harus berangkat ngampus, si angkot malah ngetem di saat yang gak
pas. Mereka diem sambil liat kanan kiri depan belakang siapa tahu ada orang
yang mau naik. Tapi seringnya ngetem ini nggak efektif. Palingan Cuma
hantu-hantu doang yang masuk. Manusianya mah nggak ada. Kalaupun ada, justru
lebih parah, mereka akan rela diam berjam-jam menunggu sampai akhirnya
penumpang penuh (bukan penuh lagi, tapi sampe desak-desakan rebutan napas). Plus
bensin yang makin boros, yang dapat berimplikasi pada pencemaran udara di
bandung.
Pelanggaran lainnya adalah nyelonong saat lampu merah. Ini
juga bikin kesel bagi pemerhati sosial (seperti saya. Hehe..). kegiatan
nyelonong ini tabiat yang buruk. Biasanya si angkot pas lampu merah sengaja
berada di garis terdepat, bahkan malah lewat garis, kemudian saat lampu merah
atau mungkin dalam feelingnya udah mau kuning, maka ia maju perlahan dan
nyelonong. Kegiatan ini diperparah kalo petugas tidak ada atau jalur yang lagi
lampu hijau sedang sepi. Jadi tidak ada yang lewat. Maka si supir langsung
nyelonong. Trus pada jalur yang seharusnya dibelokkan, mereka malah
lempeng-lempeng aja. Ambil contoh misalnya angkot caheum – ledeng yang lewat
tamansari ITB. Ketika berada di perempatan balubur, sekarang dibuat sekat agar
mobil atau motor dari arah ledeng berbelok kiri menuju arah Jl. (lupa lagi
namanya) kemudian nanti berbalik arah dan kembali belok kiri ke depan balubur.
Yah begitulah ulasan singkat mengenai pelanggaran lalu
lintas yang dilakukan angkot. Masih banyak lagi pelanggaran lainnya yang lain
kali bakal diceritain..
No comments:
ayo, komentari apa yang telah anda baca..! berkomentar berarti telah ikut melestarikan budaya ngeblog. jangan sia-siakan waktu anda dengan berdiam diri.. berkaryalah dan menginspirasi orang lain..!