Perpeloncoan

perpeloncoan atas dasar pendidikan sudah lumrah diterapkan di indonesia. metode pendidikan ini berasal dari warisan pemerintah kolonial belanda saat 350 tahun hidup di nusantara ini, sehingga paradigma berabad-abad itu sulit untuk dibantah dan didobrak. meskipun lambat-laun masa semakin berubah dan manusia indonesia makin berpikir, masih saja ada penyelewengan pendidikan yang akhirnya hanya sia-sia saja tanpa ada muatan pendidikan.

tak dapat dipungkiri bahwa dalam masa lalu aku juga pernah menjadi orang di belakang pendidikan ala perpeloncoan itu. saat saya berkecimpung di osis, pendidikan seperti itu memanglah positif untuk membentuk karakter kuat dalam pribadi siswa. baik untuk melatih siswa berpikir analitis dan berani bicara. seringkali saya sendiri menyadari pentingnya ketegasan dan kedisiplinan dalam sebuah pendidikan.

tapi tetap saja dalam keadaan tertindas pendidikan seperti itu memberatkan dan menekan mental kita. huh.. sepertinya pendidikan ala perpeloncoan masih bisa digunakan selama para pemakainya konsensus dalam komitmen awal untuk mendidik siswa dan tidak menyalahgunakan wewenang untuk balas dendam.

ibaratnya buah simalakama yang memiliki dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. baik untuk pendidikan mental, dan buruk untuk mental pula..

yang jelas, menurut salah satu pendapat, pendidikan itu adalah kemampuan kita menangkap sesuatu yang positif dalam energi negatif. saya mengerti itu dan siap untuk ini semua...

1 comment:

ayo, komentari apa yang telah anda baca..! berkomentar berarti telah ikut melestarikan budaya ngeblog. jangan sia-siakan waktu anda dengan berdiam diri.. berkaryalah dan menginspirasi orang lain..!

Powered by Blogger.