Ikatan Pelajar Santai
Setelah sebelumnya ada postingan yang memandang IPS sebelah mata, sekarang anak-anak IPS sendiri yang membuat slogan baru untuk meng-eksiskan mereka. Beri tepuk tangan pada IPS. Ikatan Pelajar Santai....!!
Slogan ini tercipta sebagai bentuk nyata ke-kreatif-an anak IPS. Ya, melihat apa yang terjadi secara nyata. Mereka merasa bahwa IPS tuh emang jurusannya buat anak-anak yang suka nyantai. Belajarnya nyantai, sikapnya nyantai dan ngerjain tugasnya pun nyantai.
Realita yang ada emang gak bisa ditolak. Kenyataan bahwa IPs selalu diremehkan tergambar dari pelajaran yang diberikan para mentor (guru). Mereka memberikan materi seadanya dan hadir ke kelas pun seadanya. Jika memang tak penting, sebagian besar guru lebih baik tidak hadir di kelas daripada melihat tingkah anak-anak yang tak memperhatikan mereka.
Kenyataan lainnya adalah memang materi untuk IPS sedikit lebih sedikit (gak pas ya kalimatnya?). maksudnya sedikit dibanding IPA. Jadi bolong mengajar untuk 2-3 kali tak apa untuk mengistirahatkan diri. Hal itu jadi sering terjadi. Pada mingu-minggu lalu (medio 27 Oktober sampe 1 November). Hampir sebagian besar guru tak hadir mengisi kelas. Atau 80% dari tiap-tiap harinya yang kosong. Bayangkan apa yang dilakukan anak-anak tak berinduk?
Menjalani sekolah yang santai adalah keseharian anak-anak IPS. Setiap hari senang dan punya hiburan tersendiri. Tiap hari bisa keluar kelas seenaknya. Makan di kantin saat kelas lain sedang menghangatkan otak untuk ulangan harian, dan menyetel musik keras di kelas saat kelas lain sedang sibuk mencatat rangkuman.
Semoga apa yang saya tulis mencerahkan benak kita sekarang. Apa yang terjadi tak usah menjadi keributan. Tapi menjadi pemikiran kita semua untuk berubah di lain waktu. Baik atau buruknya dan benar atau salahnya anak IPS urusan mereka yang memikirkan hal ini.
Slogan ini tercipta sebagai bentuk nyata ke-kreatif-an anak IPS. Ya, melihat apa yang terjadi secara nyata. Mereka merasa bahwa IPS tuh emang jurusannya buat anak-anak yang suka nyantai. Belajarnya nyantai, sikapnya nyantai dan ngerjain tugasnya pun nyantai.
Realita yang ada emang gak bisa ditolak. Kenyataan bahwa IPs selalu diremehkan tergambar dari pelajaran yang diberikan para mentor (guru). Mereka memberikan materi seadanya dan hadir ke kelas pun seadanya. Jika memang tak penting, sebagian besar guru lebih baik tidak hadir di kelas daripada melihat tingkah anak-anak yang tak memperhatikan mereka.
Kenyataan lainnya adalah memang materi untuk IPS sedikit lebih sedikit (gak pas ya kalimatnya?). maksudnya sedikit dibanding IPA. Jadi bolong mengajar untuk 2-3 kali tak apa untuk mengistirahatkan diri. Hal itu jadi sering terjadi. Pada mingu-minggu lalu (medio 27 Oktober sampe 1 November). Hampir sebagian besar guru tak hadir mengisi kelas. Atau 80% dari tiap-tiap harinya yang kosong. Bayangkan apa yang dilakukan anak-anak tak berinduk?
Menjalani sekolah yang santai adalah keseharian anak-anak IPS. Setiap hari senang dan punya hiburan tersendiri. Tiap hari bisa keluar kelas seenaknya. Makan di kantin saat kelas lain sedang menghangatkan otak untuk ulangan harian, dan menyetel musik keras di kelas saat kelas lain sedang sibuk mencatat rangkuman.
Semoga apa yang saya tulis mencerahkan benak kita sekarang. Apa yang terjadi tak usah menjadi keributan. Tapi menjadi pemikiran kita semua untuk berubah di lain waktu. Baik atau buruknya dan benar atau salahnya anak IPS urusan mereka yang memikirkan hal ini.
.... IPA(ikatan pelajar aralus) IPS(ikatan pelajar saredeng) IPB(ikatan pelajar barodo) hahaha... ieu mah ceuk bu dede...
ReplyDeletetapi emang dah ips mah pang pinterna......... hahahaha