IPS terdesak
Di SMA Negeri 1 Majalengka ada sebuah pandangan bahwa jurusan IPS adalah jurusan buangan. Hanya dihuni oleh orang-orang yang tidak lolos masuk IPA dan kebanyakan berwatak buruk. Suka membuat kegaduhan, suka kesiangan, jarang masuk sekolah, dan telat mengumpulkan tugas. Itu yang saya terima selama ini sebagai siswa IPS.
Awalnya saya pun memilih IPA sebagai jurusan. Namun Tuhan berkehendak lain, saya tidak masuk dan harus terbenam di kalangan buruk IPS. Ada perasaan kecewa saat itu, saya seperti sudah berada di jalan buntu ketika banyak orang mengatakan bahwa jurusan IPS adalah pilihan yang buruk dan masa depan suram. Dahi saya makin mengernyit saat teman-teman saya satu genk masuk IPA. Saya sangat minder, apalagi perbandigannya sekarang 6 kelas IPA dan hanya 4 kelas IPS. Jurusan Bahasa telah lama sudah tidak diminati. Kini, apakah jurusan IPS harus terdesak?
Sebenarnya jurusan IPS pun tak terlalu buruk. Banyak yang bisa saya pelajari ulang disini. Saya bisa menjadi ahli ekonomi, saya bisa menjadi psikolog, saya bisa jadi geolog, arkeolog, seniman, olahragawan, dan seorang akuntan.
Tapi lagi-lagi saya harus dihadapkan pada kenyataan bahwa guru-guru disini selalu melakukan perbandingan antara IPA dan IPS. IPA dipandang sebagai gudangnya orang pintar. Ahli perhitungan dan nalarnya kuat. Selain itu mereka kebanyakan berwatak baik, bertanggung jawab dan berkompeten. Disiplin dan aktif. Sebaliknya dengan IPS. Kami dipandang hanya suka berbuat ulah. Biang kerusakan moral di sekolah dan jarang mendapat perlakuan baik.
Perbandingan itu semakin membuat saya ingin melakukan sesuatu yang spektakuler bagi IPS. Agar pandangan orang tentang Ips yang buruk dapat luntur. Tapi tak ada yang mendukung saya. Tak ada yang peduli dengan itikad baik saya. Mungkin sudah takdirnya IPS menjadi begini. Saya harus menerimanya.
Saya berharap kepada seluruh siswa IPS, jadilah siswa yang baik dan memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang dikerjakan. Semoga dengan itu, pandangan orang terhadap IPS akan jadi baik. Meskipun pandangan itu telah mengakar sejak dulu.
Awalnya saya pun memilih IPA sebagai jurusan. Namun Tuhan berkehendak lain, saya tidak masuk dan harus terbenam di kalangan buruk IPS. Ada perasaan kecewa saat itu, saya seperti sudah berada di jalan buntu ketika banyak orang mengatakan bahwa jurusan IPS adalah pilihan yang buruk dan masa depan suram. Dahi saya makin mengernyit saat teman-teman saya satu genk masuk IPA. Saya sangat minder, apalagi perbandigannya sekarang 6 kelas IPA dan hanya 4 kelas IPS. Jurusan Bahasa telah lama sudah tidak diminati. Kini, apakah jurusan IPS harus terdesak?
Sebenarnya jurusan IPS pun tak terlalu buruk. Banyak yang bisa saya pelajari ulang disini. Saya bisa menjadi ahli ekonomi, saya bisa menjadi psikolog, saya bisa jadi geolog, arkeolog, seniman, olahragawan, dan seorang akuntan.
Tapi lagi-lagi saya harus dihadapkan pada kenyataan bahwa guru-guru disini selalu melakukan perbandingan antara IPA dan IPS. IPA dipandang sebagai gudangnya orang pintar. Ahli perhitungan dan nalarnya kuat. Selain itu mereka kebanyakan berwatak baik, bertanggung jawab dan berkompeten. Disiplin dan aktif. Sebaliknya dengan IPS. Kami dipandang hanya suka berbuat ulah. Biang kerusakan moral di sekolah dan jarang mendapat perlakuan baik.
Perbandingan itu semakin membuat saya ingin melakukan sesuatu yang spektakuler bagi IPS. Agar pandangan orang tentang Ips yang buruk dapat luntur. Tapi tak ada yang mendukung saya. Tak ada yang peduli dengan itikad baik saya. Mungkin sudah takdirnya IPS menjadi begini. Saya harus menerimanya.
Saya berharap kepada seluruh siswa IPS, jadilah siswa yang baik dan memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang dikerjakan. Semoga dengan itu, pandangan orang terhadap IPS akan jadi baik. Meskipun pandangan itu telah mengakar sejak dulu.
IPS... Kelas buangan??? kalo menurut q ngga juga tuh. walaupum notabene q nax IPA tapi q tetep suka sama IPS. coz pelajaran IPS penting juga kan buat qt,truz biasanya nax IPS itu lebih kreatif. mungkin yang perlu dirubah itu kelakuannya z X ya... nakal gpp asal jangan keterlaluan... ^_^
ReplyDeletejangan ngomong gitu,,dengan ngomong gitu berarti secara tidak langsung kamu sendiri udah pro dengan etos keliru publik tentang sisi-sisi negatif kelas IPS,,padahal jurusan IPS juga diciptakan pertama kali bukan untuk ditempati oleh orang-orang bermodel negatif,,melainkan untuk lebih memperkhusus kemampuan dan bakat pelajar kaya kita,,coba kalau gak ada jurusan IPS,,IPA semua?? atau gak usah pake penjurusan aja??
ReplyDeletepercayalah..yang bikin nama sesuatu terdengar baik atau buruk itu bukan orang lain,,melainkan orang yang memakainya,,
saya jga kcwa ktika saya mnrima rapot masuk jurusn ips padahal saya memilih jurusan ipa . mungkin tuhan punya jln lain yg lebih baik dari kejadian itu
ReplyDeletedan akhirnya saya hnya bsa mnruskan jurusan yg d ksih guru saya
galauu
saya jga kcwa ktika saya mnrima rapot masuk jurusn ips padahal saya memilih jurusan ipa . mungkin tuhan punya jln lain yg lebih baik dari kejadian itu
ReplyDeletedan akhirnya saya hnya bsa mnruskan jurusan yg d ksih guru saya
galauu