Netherland van Java
Jika Bandung punya julukan Paris van Java, maka Majalengka akan saya beri julukan Netherland van Java. Alasannya bukan karena di Majalengka terdapat bunga tulip, ataupun kincir angin. Tapi angin yang bisa kita gunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin.
Sudah lumrah barangkali jika Majalengka adalah kota angin. Angin yang ada memang berbeda dari yang ada di kota lain. Angin Majalengka berhembus kencang dan ada setiap hari di musim kemarau. Angin tersebut dapat dirasakan di desanya sampai ke kota Majalengka. Begitu derasnya angin yang ada, malah dihambur-hamburkan percuma. Mungkin hanya menjadi santapan para pejalan yang kepanasan. Dengan angin itu, Majalengka terlihat lebih sejuk di siang hari, meskipun Majalengka nyata-nyatanya berada di daerah dataran rendah.
Angin yang berlimpah itu tak dapat dioptimalkan. Belum ada orang berpikir bahwa dengan angin itu kita dapat memajukan sumber daya alam kita. Saya berpikiran untuk membuat sebuah kincir angin layaknya di Belanda, untuk mengoptimalkan angin yang berlimpah itu. Dengan kincir angin itu, maka dapat dibangun stasiun pembangkit listrik tenaga angin. Dan kita dapat menghapus ketergantungan kita akan listrik dari daerah lain.
Banyak aspek lain yang membuat kincir angin ini perlu dibuat. Pertama adalah memanfaatkan sumber daya alam yang berupa angin untuk keperluan listrik agar kita dapat mandiri. Kedua, mendukung tercapainya target PLN untuk mengaliri listrik 100% di seluruh Indonesia pada 75 tahun kemerdekaan Indonesia. Ketiga, seiring dengan dibangunnya bandara Internasional, kita dapat berpacu untuk segera memenuhi salah satu kebutuhan kita, dan bidang-bidang yang masih tertinggal. Keempat, menyerap tenaga kerja. Selama ini, orang Mjalengka bermata pencaharian sebagai tani dan PNS (sebagian besar), maka dengan ini, sumber daya manusia yang ada di Majalengka dapat digunakan. Tenaga ahli dari sektor Pendidikan pun dapat dimintai kontribusinya.
Dengan itu semua, semoga artikel saya ini dapat membuka mata sebagian orang untuk peduli dan sama-sama bertekad memajukan kota kita tercinta ini. Kita buktikan bahwa Majalengka bukanlah kota yang tertinggal. Siapa tau, dengan adanya angin yang ditunjang kincirnya, Mjalengka bisa menemukan julukan baru. Netherland van Java is not dream!
Sudah lumrah barangkali jika Majalengka adalah kota angin. Angin yang ada memang berbeda dari yang ada di kota lain. Angin Majalengka berhembus kencang dan ada setiap hari di musim kemarau. Angin tersebut dapat dirasakan di desanya sampai ke kota Majalengka. Begitu derasnya angin yang ada, malah dihambur-hamburkan percuma. Mungkin hanya menjadi santapan para pejalan yang kepanasan. Dengan angin itu, Majalengka terlihat lebih sejuk di siang hari, meskipun Majalengka nyata-nyatanya berada di daerah dataran rendah.
Angin yang berlimpah itu tak dapat dioptimalkan. Belum ada orang berpikir bahwa dengan angin itu kita dapat memajukan sumber daya alam kita. Saya berpikiran untuk membuat sebuah kincir angin layaknya di Belanda, untuk mengoptimalkan angin yang berlimpah itu. Dengan kincir angin itu, maka dapat dibangun stasiun pembangkit listrik tenaga angin. Dan kita dapat menghapus ketergantungan kita akan listrik dari daerah lain.
Banyak aspek lain yang membuat kincir angin ini perlu dibuat. Pertama adalah memanfaatkan sumber daya alam yang berupa angin untuk keperluan listrik agar kita dapat mandiri. Kedua, mendukung tercapainya target PLN untuk mengaliri listrik 100% di seluruh Indonesia pada 75 tahun kemerdekaan Indonesia. Ketiga, seiring dengan dibangunnya bandara Internasional, kita dapat berpacu untuk segera memenuhi salah satu kebutuhan kita, dan bidang-bidang yang masih tertinggal. Keempat, menyerap tenaga kerja. Selama ini, orang Mjalengka bermata pencaharian sebagai tani dan PNS (sebagian besar), maka dengan ini, sumber daya manusia yang ada di Majalengka dapat digunakan. Tenaga ahli dari sektor Pendidikan pun dapat dimintai kontribusinya.
Dengan itu semua, semoga artikel saya ini dapat membuka mata sebagian orang untuk peduli dan sama-sama bertekad memajukan kota kita tercinta ini. Kita buktikan bahwa Majalengka bukanlah kota yang tertinggal. Siapa tau, dengan adanya angin yang ditunjang kincirnya, Mjalengka bisa menemukan julukan baru. Netherland van Java is not dream!
perlu diperhatikan serius neeh oleh pemerintah Majalengka!:y
ReplyDeleteSayah pun setuju dengan yang anda katakan.
ReplyDeleteYang dikatakan oleh pendatang pun, di Majalengka ini sangat menikmati anginnya, termasuk bukurnya pula...
alus oge majalengka disebut netherland van java. loba angin !!!
ReplyDeletealus oge majalengka disebut netherland van java. loba angin !!!
ReplyDelete