Dunia maya memaksa kita tetap ON
Perkembangan teknologi sangat pesat.
Perkembangan ini dipicu oleh kebutuhan manusia yang makin kompleks, waktu yang
terbatas, kebutuhan efisiensi kerja, praktis dan personal. Semua orang ingin
agar dia selalu up to date dengan perkembangan teknologi yang ada. Dari mulai
informasi, tips-tips, membeli gadget secara langsung dan berhubungan dengan
kawan nun jauh disana dengan bantuan social media.
Tulisan kali ini bakal membahas hal yang
terakhir itu. Sosial media. Hmmm.. bentuk sosialisasi baru ini muncul ketika
orang mulai sadar akan jarak mereka yang berjauhan antar satu dengan yang
lainnya. Maka diciptakanlah berbagai alat komunikasi dari mulai hanya sandi
morse, telegram, faks, telepon hingga kini merambah ke area yang lebih
kompleks, sosial media. Kehadiran sosial media baru saya sadari ketika dulu
hadir Friendster sebagai ajang eksistensi anak muda pada masanya. Kejayaan
Friendster terjadi ketika tahun 2007an. Banyak sekali akun Fs dan setiap orang
dipastikan harus punya.
Hegemoni friendster akhirnya harus berakhir
ketika jebolan Harvard menciptakan Facebook. Dulu awalnya saya kira untuk media
upload. Tapi ternyata sebuah generasi baru di sosial media. Dari sinilah
istilah sosial media kemudian membahana dan menjadi kosakata baru yang lazim.
Setiap orang bisa eksis dan berhubungan satu dengan lainnya disini.
Era baru sosial media kembali berdinamika
dengan hadirnya twitter. Situs satu ini memang bergenre microblogging. Artinya
mini blog atau kalo mau saya kasih arti, situs bagi penulis blog yang malas.
Hehe.. ya, karena blog telah ada lebih dulu dan ngetop lebih dulu. Genre blog
sebagai diary digital digabungkan dengan komunikasi interaktif ala sosial
media. Itulah twitter. Kenapa saya bilang buat penulis blog yang males..? ya
iya lah. Blog kan isinya tulisan. Sebuah artikel, minimal sekitar 3 paragraf
dengan 200an kata. Nah, si twitter ini hadir buat para penulis blog yang Cuma
mau menuliskan 140 karakter saja. Irit kan..?
Berbicara mengenai twitter dan facebook,
dalam perkembangannya selalu membuat kita harus selalu mantengin PC, laptop
atau gadget kita buat mengetahui kabar terbaru. Sosial media tuh gak bisa kita
tinggalin lama-lama. Karena pergerakan informasinya sangat cepat. Maka dari itu
memunculkan ketagihan berinternet. Bahkan sampai seluruh waktu kita dihabiskan
di depan gadget. Kecepatan informasi dan update hal-hal baru itulah yang
memaksa kita mengubah gaya hidup menjadi selalu ON di internet. Fasilitas
pendukung pun sangat banyak tersedia. Ada wifi gratisan di beberapa tempat
umum, ada modem yang kian murah, ada smartphone yang menawarkan paket-paket
internet bulanan. Dan lainnya. Semuanya demi perubahan pola hidup dan
penyesuaian agar dapat selalu ON.
Tapi coba deh kita pikirkan lagi. Kecanduan
internet dan sosial media itu buruk loh. Bagi kesehatan, financial dan
perkembangan emosional. Seseorang akan lebih kerdil dan jauh dari kehidupan
sosialnya dengan adanya sosial media ini. Ironi bukan..? maksud hati ingin
berhubungan dengan orang banyak, malah tidak berhubungan dangan kerabat yang
dekat. Jadi gaya hidup ON ini sangat kurang cocok. Jangan sampai kita
terus-terusan menjadi budak sosial media teman.. karena kehidupan kita
sebenarnya terjadi di depan mata kita, bukan di depan gadget kita..
saya termasuk orang yg hidup di dunia maya sob :D kalo level kecanduan kayaknya udah lewat yg penting bagaimana menyikapi dan tau suasana dalam ngenet :D
ReplyDelete