Sepenggal cerita tentang pantai Pangandaran


Liburan selama 2 minggu ku terasa sangat berharga walaupun hanya menikmati 1 tempat wisata dan itu pun hanya 3 hari 2 malam saja. Selebihnya, kesibukan menghadapi tahun ajaran baru, seperti Masa orientasi bagi anak didik baru (aku terlibat menjadi panitianya) sudah mulai merongrong masa liburanku. Praktis, hanya 1 minggu pertama saja aku mengalami masa libur.

Namun, liburanku ke pantai pangandaran 3-5 Juli kemarin benar-benar membuat liburanku terasa kenyang. Mungkin aku orang udik yang baru melihat pantai indah di selatan pulau jawa ini. Tapi memang benar....

Aku berangkat di hari jum’at. Setelah menunaikan shalat jum’at, teman-temanku telah berkumpul. Beragam bawaan telah mereka pack di dalam tas. Kebanyakan mereka hanya membawa pakaian 4 stel dan mie instan untuk bekal disana. oh ya... disana kita akan tinggal di sebuah villa milik saudaranya teman kami. Entah megah atau tidak, yang penting kita bisa tinggal dan rehat disana. jadi kita tidak akan kekurangan waktu bermain disana.

Namun pemberangkatan tidak semulus yang dibayangkan. Teman-temanku berangsur-angsur datangnya, hingga kita berangkat jam 3 sore. Kita menaiki truk bak terbuka milik salah satu teman kami. Untungnya disana sudah disediakan terpal yang terhampat diatas kita. Sehingga kita tidak kepanasan di siang hari. Awalnya, sebanyak 10 orang telah hadir, dan 2 orang lagi menunggu di talaga. Perjalanan selama 5 jam pun kita lewati. Malang, di tengah jalan ban mobil kami bocor. Sehingga kami harus menuggu beberapa menit untuk menambal ban tersebut. Belum lagi waktu istirahat dan beberapa hal lain yang membuat kita harus berhenti di tengah jalan. Akhirnya kami sampai jam 10 tepat waktu pangandaran.

Ternyata villa yang akan kami tempati begitu megah. Villa dengan 2 lantai bergaya modern ini akan kami tinggali sekitar 3 hari. Halamannya luas dengan permukaan rumput hijau nan tebal. Disekitar halaman tumbuh bunga-bunga dan tamana lain serta sekitar 10 pohon kelapa menjulang sebagai kanopi. Benar-benar megah. Saat masuk ke dalam, perabotan rumah ditutupi oleh kain putih khas rumah yang ditinggal lama oleh pemiliknya. Kami membersihkan sedikit lantai rumah itu yang terasa lembab dan membuka sebagian kain dari perabotan.

Disana, kami makan beberapa mie instan. Beberapa waktu kemudian, teman kami yang mengendarai motor dari majalengka tiba. Dia terlihat sulit menemukan tempat kami yang terpencil walau dekat dengan pantai. Malam itu kami lalui dengan tidur...

Paginya, beberapa temanku telah bangun untuk melihat sunrise. Namun saat itu aku belum bangun dari tidur. Di siang hari saat kita ingin merasakan deburan ombak, hujan malah turun di pantai. Kami hanya menonton TV saja di rumah. Baru pada sekitar jam 1 siang. Hujan kecil itu reda dan matahari kembali menyengat. Kami bermain-main di pantai layaknya anak kecil. Menghampiri ombak-ombak kecil dan membuat kami basah dan kotor oleh pasir halus pantai. Oh ya.. kami tidak perlu jauh-jauh ke pantai barat (pangandaran) yang ramai dikunjungi orang, karena halaman dari rumah kami adalah muara pantai dengan benteng batu besar sepanjang 50 m yang adalah lanjutan dari pantai timur yang sepi. Jadi kita bisa main sepuasnya tanpa takut terganggu oleh orang lain.

Kami mengisi siang hari kami dengan main sepuasnya di pantai itu. Melihat, menerjang, dan terbawa oleh ombak. Bermain di pasir, membuat istana dan mengubur diri. Setelah puas, kami mandi membersihkan diri dari air laut yang terasa lembab atau lengket. Kami menjemur pakaian basah kami di halaman belakang rumah. Setelah itu beberapa teman kami mencoba untuk memanjat pohon kelapa untuk merasakan segarnya air kelepa muda. Wuih.. seger sekali... sayang, kita hanya mampu memanjat pohon yang kecil, buahnya pun masih hijau.

Malam harinya (malam minggu), kami pergi ke pantai barat pangandaran. Pantai yang menjadi objek utama disini. Pantai yang menjadi ikon pangandaran. Jaraknya dair rumah kami sekitar 5 km atau dari SMA N 1 Majalengka ke cigasong. Kemudian truk kami diparkir di pasar pangandaran yang berjarak 100 m dari pantai. Sepanjang tempat parkir menuju pantai, kami melihat kerumunan masa dari berbagai golongan, berbagai hotel dan kios-kios kerajinan tangan dan pakaian. Kami menghabiskan malam minggu di pantai. Cukup sepi ternyata. Kami hanya melihat-lihat pantai dan berfoto. Setelah itu kami berkeliling untuk mencari kerajinan tangan dan pakaian. Beberapa teman kami berbelanja hiasan khas pantai. Berkali-kali kami melihat kerumunan pria, wanita, dan orang yang sedang pacaran berjalan-jalan di pinggir menghabiskan waktu. Setelah lelah berkeliling, kami makan nasi goreng tak jauh dari tempat parkir. Setelahnya, kami pulang ke rumah dan tidur..

Rencana awal, kami akan menghabiskan waktu hingga hari senin. Namun, ada sesuatu yang membuat kami pulang lebih awal, hari minggu. Jadi, malam minggu itu kami habiskan untuk berbelanja oleh-oleh.

Hari kedua aku mencoba untuk bangun lebih pagi. Sementara yang lainnya masih tertidur pulas melepas lelah. Aku bersama kedua temanku pergi ke benteng bau itu dan berfoto dengan backrgound sunrise yang begitu indah. Kami kemudian duduk-duduk santai melihat gulungan ombak di pagi hari yang lumayan besar.

Setelah aku kembali ke rumah, teman-temanku mulai bangun dari tempat tidur. Setelah beberapa jam, mereka berencana menghabiskan waktu di pantai untuk terakhir kalinya, berenang, dan berfoto bersama. Selama sekitar 3 jam kami habiskan di pantai untuk bersenang-senang, karena akan sangat jarang kita kembali lagi kesini. Kami kembali ke rumah sekitar jam 11.

Setelah semuanya mandi, kita mulai packing barang-barang dan membereskan perabotan dari ulah kami selama 2 hari. Kami menyapu, mengepel, mencuci, dan merapikan semuanya. Mirip seperti saat kita belum menempati rumah itu. Dan kami pulang setelah menunaikan shalat dzuhur jam 12...

No comments:

ayo, komentari apa yang telah anda baca..! berkomentar berarti telah ikut melestarikan budaya ngeblog. jangan sia-siakan waktu anda dengan berdiam diri.. berkaryalah dan menginspirasi orang lain..!

Powered by Blogger.