Tidak didengar
Ketika anda berada dalam sebuah organisasi yang menuntut kerja sama, penuh tekanan dan memerlukan kecepatan berpikir, anda menemukan sebuah gagasan baru yang belum pernah ada dalam kegiatan organisasi itu dan satu lagi. Anda butuh mereka untuk kegiatan anda. Tapi ternyata anda tidak didengar...
Apa yang anda ucapkan hanya angin lalu dan apa yang akan anda kerjakan tidak mendapat dukungan. Sebuah gagasan baru itu harus tenggelam bersama ketulian yang tiba-tiba muncul dalam telinga mereka. Mereka yang tidak mendengarkan anda adalah sahabat anda dan teman-teman anda yang telah anda kenal sekitar 1 tahun. Tapi ternyata anda belum mengenal mereka. Mereka tak memperhatikan anda dan mereka tak peduli dengan anda.
Dalam keramaian anda masih sempat melempar beberapa senyuman manis kepada mereka, dan bercanda dengan asyiknya dengan mereka. Tapi apa yang anda kemukakan tentang gagasan itu ternyata dianggap candaan semata oleh mereka. Mereka menertawakan anda ketika anda berbicara di depan telinga mereka.
Apa yang mereka lakukan tak anda balas. Anda hanya tenang dan menunggu saat mereka mengerti. Tapi anda tahu bahwa waktu tak bisa berhenti atau melambat barang sedikit saja kerena pikiran mereka. Disamping itu banyak pula kesibukan yang mermaksa anda untuk bersabar. Anda telah paham bukan bahwa menunggu adalah kegiatan yang paling dibenci manusia? Maka anda menggerutu dalam hati, tak tahu mau bilang apa. Tak tahu apa yang bakal terjadi nanti apabila kegiatan yang anda pegang tak terlaksana hanya karena pikiran mereka yang melambat.
Apa anda harus menunggu sampai mereka sadar bahwa aku ini ‘ada’. Apa aku harus terus menggerutu di dalam hati ini? Tak ada yang tahan seperti itu. Maka pada suatu saat anda menunjukkan sedikit saja kekesalan anda. Mereka yang tak berkomitmen dengan janji mereka di depan umum semua anda kesal. Dan anda meninggalkan mereka dengan penuh tanda tanya di benak mereka.
Ketika anda tak lekas didengar, berjalanlah sendiri untuk menemukan apa yang sebenarnya ingin mereka dengar dari anda.........
Apa yang anda ucapkan hanya angin lalu dan apa yang akan anda kerjakan tidak mendapat dukungan. Sebuah gagasan baru itu harus tenggelam bersama ketulian yang tiba-tiba muncul dalam telinga mereka. Mereka yang tidak mendengarkan anda adalah sahabat anda dan teman-teman anda yang telah anda kenal sekitar 1 tahun. Tapi ternyata anda belum mengenal mereka. Mereka tak memperhatikan anda dan mereka tak peduli dengan anda.
Dalam keramaian anda masih sempat melempar beberapa senyuman manis kepada mereka, dan bercanda dengan asyiknya dengan mereka. Tapi apa yang anda kemukakan tentang gagasan itu ternyata dianggap candaan semata oleh mereka. Mereka menertawakan anda ketika anda berbicara di depan telinga mereka.
Apa yang mereka lakukan tak anda balas. Anda hanya tenang dan menunggu saat mereka mengerti. Tapi anda tahu bahwa waktu tak bisa berhenti atau melambat barang sedikit saja kerena pikiran mereka. Disamping itu banyak pula kesibukan yang mermaksa anda untuk bersabar. Anda telah paham bukan bahwa menunggu adalah kegiatan yang paling dibenci manusia? Maka anda menggerutu dalam hati, tak tahu mau bilang apa. Tak tahu apa yang bakal terjadi nanti apabila kegiatan yang anda pegang tak terlaksana hanya karena pikiran mereka yang melambat.
Apa anda harus menunggu sampai mereka sadar bahwa aku ini ‘ada’. Apa aku harus terus menggerutu di dalam hati ini? Tak ada yang tahan seperti itu. Maka pada suatu saat anda menunjukkan sedikit saja kekesalan anda. Mereka yang tak berkomitmen dengan janji mereka di depan umum semua anda kesal. Dan anda meninggalkan mereka dengan penuh tanda tanya di benak mereka.
Ketika anda tak lekas didengar, berjalanlah sendiri untuk menemukan apa yang sebenarnya ingin mereka dengar dari anda.........
Semuanya mendengarmu.. n_n
ReplyDeleteMungkin engkau merupakan orang yang istimewa, orang yang memiliki tingkat psikologi tinggi, merekalah yang seharusnya beradaptasi dengan kau. Tapi hal itu sulit untuk terlaksana. Jadi biarlah engkau yang tersenyum dibalik sebuah pemikiran kau tentang mereka.
ReplyDeleteSabarlah kawan ini tentang edukasi yang sampai masa kini pun belum terdapat dalam sebuah pembelajaran.
Mungkin sesuatu yang ingin ku ungkapkan, bahwa diriku pun mengalami hal yang sama dengan yang kau alami.
Dari peristiwa tersebut, aku dan kau harus bisa mendapat sebuah pelajaran, pengalaman, & cerminan yang bisa membuat kita lebih dewasa, dan lebih mengerti apa yang belum dimengerti orang lain....
(ma`af jika terlalu panjang)