Ini kisah kita..
Pagi itu aku menghampiri teman wanita spesialku, Megi Tri Apriliani di kostannya. Ketika aku sampai, ia menyambutku dengan senyum namun sedikit tertahan. Aku masuk ke kamar kostannya. Pintunya terbuka. Barang-barangnya nampak sudah terbungkus rapi dengan kardus. Namun masih ada beberapa barang yang tercecer.
Hari itu adalah hari pindahan ia dari kostannya kembali menuju rumahnya, Cianjur. Cerita sebelum itu sangat panjang dan komplek, singkat cerita ia pindah kuliah ke cianjur.
Saat aku datang, aku langsung bantu-bantu ia membereskan barang-barang. Memasukkan dan memilah-milah barang, mengepak dan membuang barang-barang yang tidak perlu. Setelah cukup rapi, aku pergi dulu ke kampus untuk membereskan administrasi semester 3. Sekitar pukul 9, ayahnya datang menjemput. Aku menyegerakan diri menuju kostannya karena aku akan ikut mengantarnya menuju cianjur.
Aku datang dengan tergesa-gesa. Aku sapa dulu ayahnya. Lalu mulai memindahkan barang menju mobil pick up terbuka. Barang-barang mulai tertata dalam mobil. Aku bersama ia mencopot antenna yang berada di loteng. Menghabiskan waktu berdua
Yaah mau tidak mau aku harus duduk sendiri nanti di perjalanan. Duduk di mobil bak terbuka. Harus sembunyi karena tidak boleh ada manusia dalam mobil angkutan bak terbuka. Mengenaskan tapi lucu..
Setelah semua barang terangkut rapi. Aku mulai rebahan di mobil itu dengan harap-harap cemat dan sedikit malu. Lumayan kan diliatin orang. Hehe.. udara sangat panas dan terik. Aku menutupi diriku dengan kain selimut tipis agar tidak kelihatan dari luar. Mataku aku tutup dengan syal suku baduy yang aku beli lebih dari 3 tahun yang lalu (berasa tua banget).
Aku tertidur dalam hantaman panasnya matahari bandung. Aku terlelap dengan mobil yang melaju cukup cepat. Saat terbangun, aku melihat dari sela-sela, sepertinya ini sudah ada di tol. Aku makin menutup diri dari luar. Udara pun makin panas. Setelah hanya beberapa menit masuk tol, loh kenapa suara motor ikut masuk..? kenapa suara orang berjualan juga ikut terdengar..? eh ternyata tadi itu udah keluar tol. Kemudian mobil berhenti.
Si yayang ternyata keluar dan ikut menemaniku di belakang. Akhirnya aku bisa bernafas lega dan membuka tabir kejahatan ini. Hehe.. akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Lebih berkesan dan lebih romantis. Ia menemaniku di belakang walaupun ia sudah duduk nyaman di depan. Ia kemudian bercanda-canda denganku. Tersenyum bersama, saling melempar jokes, dan berpegangan tangan.
Suasana pegunungan karst citatah menemani perjalanan. Udara lumayan sedikit bersahabat disini.
Sepanjang perjalan kita habiskan dengan bercengkrama bersama. Melupakan masalah dan melupakan perpisahan, walau kadang sesekali terucap juga. Ya, hari itu mungkin hari terakhirnya mendiami bandung. Ia akan tinggal di cianjur dan aku melanjutkan hidup di bandung sendiri. Kami kemudian berfoto dari webcam netbooknya. Cukup gila. Karena di pinggir jalan, anak sekolahan mulai lalu lalang untuk segera pulang. Yaah namanya juga lagi berdua, ya dunia milik berdua. Gak peduli orang sekitar. Hehe..
Akhirnya sampailah di cianjur. Kota kecil yang teduh menurut saya. Tak beberapa lama dari gerbang kota, kami tiba di rumahnya. Aku mengangkut barang-barang menuju kamarnya. Kini kamarnya kian sesak dengan barang-barang. Ayahnya kemudian pamitan untuk pulang. Aku kemudian rehat di rumahnya hingga petang. Aku bertemu kembali dengan orang tuanya, aku berbincang mengenai dirinya dan beberapa ucapan terima kasih dan maaf.
Kisah kita tidak akan berakhir disini. Selalu ada jalan yang indah bagi orang yang yakin akan hal itu. Percayalah bahwa aku selalu untukmu dan aku mau kamu selalu untukku..
Ini kisah kita...
September 07
Hari itu adalah hari pindahan ia dari kostannya kembali menuju rumahnya, Cianjur. Cerita sebelum itu sangat panjang dan komplek, singkat cerita ia pindah kuliah ke cianjur.
Saat aku datang, aku langsung bantu-bantu ia membereskan barang-barang. Memasukkan dan memilah-milah barang, mengepak dan membuang barang-barang yang tidak perlu. Setelah cukup rapi, aku pergi dulu ke kampus untuk membereskan administrasi semester 3. Sekitar pukul 9, ayahnya datang menjemput. Aku menyegerakan diri menuju kostannya karena aku akan ikut mengantarnya menuju cianjur.
Aku datang dengan tergesa-gesa. Aku sapa dulu ayahnya. Lalu mulai memindahkan barang menju mobil pick up terbuka. Barang-barang mulai tertata dalam mobil. Aku bersama ia mencopot antenna yang berada di loteng. Menghabiskan waktu berdua
Yaah mau tidak mau aku harus duduk sendiri nanti di perjalanan. Duduk di mobil bak terbuka. Harus sembunyi karena tidak boleh ada manusia dalam mobil angkutan bak terbuka. Mengenaskan tapi lucu..
Setelah semua barang terangkut rapi. Aku mulai rebahan di mobil itu dengan harap-harap cemat dan sedikit malu. Lumayan kan diliatin orang. Hehe.. udara sangat panas dan terik. Aku menutupi diriku dengan kain selimut tipis agar tidak kelihatan dari luar. Mataku aku tutup dengan syal suku baduy yang aku beli lebih dari 3 tahun yang lalu (berasa tua banget).
Aku tertidur dalam hantaman panasnya matahari bandung. Aku terlelap dengan mobil yang melaju cukup cepat. Saat terbangun, aku melihat dari sela-sela, sepertinya ini sudah ada di tol. Aku makin menutup diri dari luar. Udara pun makin panas. Setelah hanya beberapa menit masuk tol, loh kenapa suara motor ikut masuk..? kenapa suara orang berjualan juga ikut terdengar..? eh ternyata tadi itu udah keluar tol. Kemudian mobil berhenti.
Si yayang ternyata keluar dan ikut menemaniku di belakang. Akhirnya aku bisa bernafas lega dan membuka tabir kejahatan ini. Hehe.. akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Lebih berkesan dan lebih romantis. Ia menemaniku di belakang walaupun ia sudah duduk nyaman di depan. Ia kemudian bercanda-canda denganku. Tersenyum bersama, saling melempar jokes, dan berpegangan tangan.
Suasana pegunungan karst citatah menemani perjalanan. Udara lumayan sedikit bersahabat disini.
Sepanjang perjalan kita habiskan dengan bercengkrama bersama. Melupakan masalah dan melupakan perpisahan, walau kadang sesekali terucap juga. Ya, hari itu mungkin hari terakhirnya mendiami bandung. Ia akan tinggal di cianjur dan aku melanjutkan hidup di bandung sendiri. Kami kemudian berfoto dari webcam netbooknya. Cukup gila. Karena di pinggir jalan, anak sekolahan mulai lalu lalang untuk segera pulang. Yaah namanya juga lagi berdua, ya dunia milik berdua. Gak peduli orang sekitar. Hehe..
Akhirnya sampailah di cianjur. Kota kecil yang teduh menurut saya. Tak beberapa lama dari gerbang kota, kami tiba di rumahnya. Aku mengangkut barang-barang menuju kamarnya. Kini kamarnya kian sesak dengan barang-barang. Ayahnya kemudian pamitan untuk pulang. Aku kemudian rehat di rumahnya hingga petang. Aku bertemu kembali dengan orang tuanya, aku berbincang mengenai dirinya dan beberapa ucapan terima kasih dan maaf.
Kisah kita tidak akan berakhir disini. Selalu ada jalan yang indah bagi orang yang yakin akan hal itu. Percayalah bahwa aku selalu untukmu dan aku mau kamu selalu untukku..
Ini kisah kita...
September 07
No comments:
ayo, komentari apa yang telah anda baca..! berkomentar berarti telah ikut melestarikan budaya ngeblog. jangan sia-siakan waktu anda dengan berdiam diri.. berkaryalah dan menginspirasi orang lain..!